Kita semua pasti tahu dengan merk CFC, singkatan dari California Fried Chicken. Tapi merk ini asli Indonesia lho. Saya tak akan membahas sejarah asal usul berdirinya perusahaan ini. Sumbernya sudah banyak di internet.
Di sini saya hanya ingin mengatakan bahwa logo merk ini membuat gusar setiap kali melihatnya.
Lho, kok malah logonya yang dikambinghitamkan?! Padahal kan itu restoran ayam. Bukan kambing. 😁
Iya dong. Ini blog saya. Terserah saya mau menulis apa saja, hehehe. Tapi saya tidak segegabah itu. Artikel ini kan hanya mengutarakan pendapat saya. Bebas! Diterima syukur, tak diterima, tetap berharap diterima. 😆

Dari sejak jaman saya sekolah dasar sampai sekarang, itu logo CFC tak pernah diotak-atik. Kalaupun ada, hanya sedikit, tidak signifikan seperti logo merk lain. Terakhir itu yang jadi kontroversi adalah perombakan logo PT. Kereta Api Indonesia (KAI).
Logo CFC itu menurut saya kurang ‘greget’. Menurut analisis saya dan beberapa artikel di internet, CFC itu kan ingin menyaingi KFC. Tapi kekuatan branding-nya masih kalah.
Awalnya saya bersikap acuh. Tapi lama lama saya tak tahan dengan kondisi ambigu seorang penikmat seni. Nilai filosofis yang ingin disampaikan ke pelanggan itu apa sih? Itu gambar ikon kereta kuda atau roti yang diberi roda supaya bisa bergerak?
Tiap hari saya berjalan melewati gerai CFC. Pas melihat logo itu, otak saya jadi mikir keras! “Ngapain juga mikirin logo itu?!” Mikirin kerjaan saja udah mumet, tambah mumet lagi gara gara melihat logo yang ‘gajebo’ (gak jelas bo!).

Berbeda jauh kualitasnya dengan logo merk KFC, merk usaha di bidang yang sama yang asli negeri Paman Sam. Dengan logonya yang kelas dunia, benar benar membuat terlihat superior.

Bandingkan juga dengan logo Hanamasa. Kualitasnya di bawah logo KFC, tapi masih lebih bagus dari CFC.